Pada tanggal 24 Agustus 2022 telah dilakukan kegiatan Sharing Session Bersama University of Sydney dengan topik Supporting Excellence. Kegiatan ini dibuka oleh Sekretaris Universitas, dr. Agustin Kusumayati, M.Sc, Ph.D menjelaskan bahwa saat ini Universitas Indonesia sedang dalam proses melakukan transformasi untuk menuju entrepreneurial university dan mendapatkan otonomi tidak hanya dalam hal akademik tetapi juga dalam hal finansial. Benchmarking dan sesi informasi dengan University of Sydney (USyd) dilakukan untuk memperoleh pencerahan dari apa yang dilakukan oleh USyd dalam mengembangkan penelitian dan sumber daya manusia terkait dengan staf akademik maupun peneliti.
Rebecca Whitcomb selaku Program Manager, Office of Global Engagement dari University of Sydney menjelaskan bahwa University of Sydney memiliki strategi dalam internasionalisasi di mana untuk mengembangkan kerja sama dengan mitra asing, USyd melakukan identifikasi dan pemetaan sebanyak 15 hingga 20 mitra global yang sesuai dengan sasaran strategis, khususnya terkait dengan pengembangan penelitian dan pendidikan. Dalam upaya membuka jalur baru untuk pengembangan mobilitas akademik dan kolaborasi terkait inovasi pendidikan serta kurikulum, USyd juga membentuk aliansi dengan universitas yang berperan penting di dalam keilmuan dan penelitian. Kriteria dalam melakukan seleksi terhadap mitra asing dari USyd adalah: 1) menentukan mitra asing dari universitas terkemuka secara komprehensif; 2) memiliki kesamaan disiplin ilmu (linear) dan tujuan strategis penelitian; 3) mitra eksisting yang telah bekerja sama pada masa lampau, dan; 4) dukungan atau pengajuan dari Dekan, staf akademik maupun mahasiswa.
Selain itu, Lia Zambetti selaku Manager, Prizes and Pipeline Development, Pipeline, and Pre-Award USyd menjelaskan dalam upaya untuk mendukung pengembangan bagi para peneliti, University of Sydney mengacu kepada dua pilar, yaitu: 1) training and skill development for everyone, dan 2) targeted support for specific cohort. Sebagai peneliti (researcher), USyd mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan mereka dalam rupa penyelenggaraan lokakarya (workshop), seminar, modul pembelajaran secara daring (online), hingga self-help resources.