Pada tanggal 23 April 2021 telah dilaksanakan Studi Banding secara virtual antara Universitas Indonesia dengan Politeknik Negeri Bandung. Studi banding ini membahas terkait Predikat Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi (ZI-WBK) yang diraih oleh Politeknik Negeri Bandung. Kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari ZI-WBK yang telah diterapkan oleh Politeknik Negeri Bandung (Polban) terutama terkait pengisian Lembar Kerja Evaluasi (LKE) dan juga strategi untuk meraih predikat ZI-WBK.
Pihak Polban menyampaikan beberapa tips dan strategi yang dilakukan untuk meraih predikat ZI-WBK yaitu : Pertama, adanya komitmen bersama dari Polban untuk ZI WBK. Sebab hal ini tidak hanya dibebankan kepada tim, tetapi juga menjadi tanggung jawab dari seluruh manajemen Polban. Kedua, Penguasaan materi pemaparan tidak hanya dikuasai oleh tim saja, tetapi juga dikuasai oleh Direktur (pemimpin puncak) sehingga kami sering melakukan diskusi dan juga koordinasi. Hal ini menyebabkan bahan paparan dimengerti oleh seluruh tim dan juga pemimpin dari Polban dengan baik. Ketiga, Inovasi menjadi salah satu hal yang penting dan menjadi perhatian bagi Polban, Seperti bagaimana Polban mengkonversi layanan yang awalnya manual menjadi elektronik, adanya pemanfaatan sistem informasi dan IT yang baik. Sehingga hal ini menjadi penting untuk memangkas bisnis proses dan juga meminimalisasi tahap tatap muka dan juga meminimalisasi tindakan kecurangan (korupsi). Keempat, dalam penyusunan Road Map, Polban berusaha untuk memilih mana saja program yang dapat diterapkan sehingga programnya memang realistis untuk diterapkan. Kelima, agen perubahan tidak hanya orang, tetapi Polban juga menunjuk unit agen perubahan. Jadi harus disediakan apa saja hal atau perubahan yang dilakukan oleh individu maupun unit sehingga dapat menjadi teladan.
Selain itu, pihak Polban juga menyampaikan bahwa dalam penyusunan LKE ada beberapa hal yang menjadi catatan, yaitu: Pertama, Ada banyak pertanyaan di dalam LKE, jadi Polban mencoba untuk memahami seluruhnya. Kedua, Isian LKE ini benar-benar menggambarkan keadaan sebenarnya dari Polban (realistik). Ketiga, Unit SPI dan SPM selalu melakukan review dari sisi tata kelola dan lain-lain. Selain audit, juga SPM melakukan pendampingan untuk akreditasi. Keempat, Adanya value dan kebiasaan yang diterapkan oleh Polban untuk meminta mengisi kuesioner terkait dosennya setiap semester sebagai bagian dari survey pelayanan publik.